Negara Indonesia merupakan negara dengan sumber daya alam yang bernilai sangat tinggi. Sumberdaya alam itu berupa lautan dengan kekayaanya ,hutan hutan tropis yang diakui sebagai paruparu dunia ,sungai -sungai , danau alami dan gunung-gunung.
Sebagai pecita alam kita dituntut untuk lebih mengetahui kondisi alam, hal tersebut selain untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap alam juga dapat memenuhi rasa keingin tahuan yang Sebagai mendorong rasa keberanian serta ketabahan dalam menghadapi tantangan alam.
Gunung adalah bagian alam yang mempunya keindahan dan keunikan. Gunung juga merupakan suber daya alam yang menyimpan banyak kekayaanyang bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Untuk megetahui lebih dalam tentang gunung kita bisa melakukan pendakian. Dalam kepecinta alaman pendakian gunung disebut dengan MONTAINEERING. Mountaineering merupakan suatu perjalanan mulai dari kaki gunung sampai kepuncak gunung, dan kemudian turun dengan selamat.
MOUNTAINEERING
Secara etimologi MOUNT berasal dari bahasa inggris yang berarti gunung.
Dalam kepecinta alaman mountaineering merupakan seluruh kegiatan yang dilakukan digunung.kegiatan yang biasa dilakukan dalam mountaineerin diantaranaya:
1. berjalan (hillwalking)
2. memanjat tebing ( rock climbing)
3. mendaki gunung ES (snowand ice climbing).
4. Berjalan (hill walking) merupakan kegiatan yang paling banyak dilakukan oleh pendaki gunung khusus nya di Indonesia.
Sebelum melaksanakan mountaineering ( pendakian ) ada hal hal yang perlu kita perhatikan:
A. PERSIAPAN MENDAKI GUNUNG
Adapun persiapan tang perlu dilakukan antara lain.
1. rencana ekspedisi
2. pengumpulan data tentang gunung yang akan kita daki
3. pemahaman yang baik tentang peta
4. menetapkan manfaat dari pendakian tersebut
5. persiapan diri bagi pendaki
Adapun faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan suatu pendakian:
* faktor internal, merupakan faktor dari diri si pendaki meliputi kesiapan fisik, mental pengetahuan, tehnik atau kererampilan dan peralatan.
* faktor eksternal,merupakan faktor diluar diri sipendaki meliputi badai, hujan, udara dingin dan kondisi alam lainya.
Untuk itu pendaki harus mampu memilih lintasan yang tepat serta harus pandai meyiasati kondisi alam. Selain itu sebelum mendaki gunung terlebih dahulu hendaknya harus melengkapi diri dengan keterampilan seperti: membaca dan memahami peta,membaca kompas, teknik P3K dan perlengkapan yang memadai( logistik tenda,obat obatan dan pakaian).sebelum kita melakukan pendakian sebaiknya harus memberi tahu dahulu kepada masyarakat atau langsung kepada kepala desa setempat.
B. PERLENGKAPAN MENDAKI GUNUNG
Adapun perlengkapan yang harus dibawa dan digunakan dalam mendaki gunung yaitu:
A). PERLENGKAPAN DASAR
1. Carel atau Ransel
Carel berguna untuk meletakkan pakaian,logistik,obat-obatan dan peralatan mandi.
Ada hal yang perlu kita ingat dalam penggunaan Carel. Hal tersebut ialah kenyamanan Carel yang rangkanya sesuai dengan bentuk tulang punggung kita.
Hal-hal yang perlu dalam memilih Carel:
* Ringan. Sebaiknya memilih Carel yang terbuat dari bahan water proof, bahan ini
tidak menyerap banyak air disaat basah dan juga dapat melindungi isi nya.
* Kuat. Mampu membawa beban dengan aman,tidak mudah robek dan berdaya tahan tingi.
* Nyaman (comfort table) Carel yang mempunyai rangka, ini berguna agar berat beban merata dan seimbang keseluruh tubuh. Tali penyadang Carel harus kuat, agak lebar, empuk dan mudah distel.
Cara-cara mempacking ialah
1. Tempatkanlah barang-barang yang lebih berat setinggi dan sedekat mungkinkebadan. Barang barang yang relatif lebih ringan ditempatkan dibagian bawah.
2. Kelompokan barang barang Barang barang yang sering duperlukan dalam
perjalanan ditempatkan pada bagian atas atau pada kantong kantong luar Cerel
seperti: ponco,alat P3K,kamera dan lain lain
3. dan masukan kedalam kantong pelastikyang tidak tembus air terutama pakaian ,
buku dll
2. Tenda
Mengenai tenda yang harus diperhatikan adalah tenda yang dapat menahan hujan dan
angin. Untuk mendirikan tanda usahakan di tempat yang datar mendekati mata air jauh dari pohon – pohon yang kering dan menghadap jalan .
3. Perlengkapan Masak dan Makanan
Alat – alat perlengkapan masak yang di bawa harus praktis dan efisien seperti nesting, kompor gas tabung . Sedangkan makanan yang dibawa harus makanan yang ringkas dan mudah dimasak seperti mie, sarden, kornet, susu kaleng dan makanan lain yang banyak mengandung hidrat arang atau makanan yang banyak menghasilkan energi seperti coklat, gula merah dan madu
4. Pakaian
Karena sering terjadi perubahan cuaca, maka sebaiknya menggunakan pakaian yang dapat menyerap keringat, jangan lupa membawa jaket atau sweter, sarung tangan, topi atau sebo yang berwarna norak, gunanya seandainya tersesat akan mudah terlihat oleh TIM SAR.
Dalam perjalanan mendaki gunung sebaiknya mengenakan pakaian yang mudah kering atau tidak terlalu menyerap air bila basah. Mengenai perlengkapan tidur sebaiknya menggunakan Sleeping Bag (kantong tidur), bahan yang bagus adalah dari jenis Down dan Duvet (terbuat dari bulu angsa) atau dari bahan parasut.
5. Sepatu atau Sandal Gunung
Gunanya untuk melindungi kaki kita dari batu tejam, kayu runcing, gigitan binatang serta duri – duri yang banyak kita temui selama perjalanan mendaki gunung tersebut.
Adapun syarat – syarat sepatu yang baik yaitu sepatu yang mempunyai kembang yang besar dengan ceruk yang dalam dan berpunggung yang tanggi, gunanya untuk memantapkan posisi kaki terhadap tebing yang curam dan bebatuan yang terjal. Sebaiknya menggunakan sepatu atau sandal yang bahanya terbuat dari karet karena tidak mudah robek bila terkena duri atau batu yang cadas dan memakai sepatu atau sandal yang berukuran lebih besar untuk menghindari kelecetan pada kaki.
6. Jas Hujan atau Ponco
* Gunanya apabila keadaan atau cuaca disana tidak mendukung atau hujan kita
* bisa menggunakan jas hujan atau ponco tersebut untuk melindungi tubuh kita dari air
* hujan, sehingga kita tidak basah dan kedinginan.
7. Lentera atau Senter
Gunanya untuk penerangan, apabila kita melakukan pendakian pada malam hari dan untuk penerangan dalam tenda dimalam hari.
8. Peralatan P3K
Peralatan ini sangat penting untuk mengatasi keadaan yang tidak diduga seperti terkena duri, sengatan binatang, digigit ular dan lain – lain.
Beberapa bahan atau peralatan P3K yang harus dibawa antara lain:
* Alkohol
* Air bersih, Boor water, Povidone iodine (obat untuk mencuci luka)
* Paracetamol (obat untuk mengurangi rasa nyeri)
* Amoniak atau Eau de cologne (bahan untuk menyadarkan)
Adapun jenis alat yang harus tersedia antara lain:
1. Pembalut cepat
2. Pembalut gulung
3. Pembalut segitiga
4. Kapas
5. Plaster
6. Kasa steril
7. Gunting
8. Pinset
9. Jarum
9. Perlengkapan untuk MCK meliputi:
* Haduk
* Sabun
* Sikat gigi
* Odol
* Dan lain – lain.
B). PERLENGKAPAN KHUSUS
Perlengkapan khusus adalah perlengkapan yang di sesuaikan dengan tujuan pendakian tersebut seperti:
1. Perlengkapan penelitian : kamera, buku – buku dan alat – alat tulis lainya.
2. Perlengkapan penyusuran sungai: perahu, dayung, pelampung dan lain – lain.
3. Perlengkapan pendakian tebing: tali karmantel, karbinel, chock, figure x dan lain- lain.
C). PERLENGKAPAN TAMBAHAN
Perlengkapan ini tidak harus dibawa seperti: walkmen, gitar dan lain – lain.
C. CARA MENDAKI GUNUNG
Cara mendaki gunungse benarnya tidakada ketentuannya, terserah pada diri si pendaki sendiri, yang penting harus berhati-hati dan tidak perlu terburu-buru. Apabila kita melakukan pendakian gunung dengan TIM hendaknya pemimpin harus memperhatikan angotanya baik fisik maupun non fisik,pemimpin harus mengertijalur pendakian, sedangkan bilamedaki sendiri kita harus mengerti jalur,pandai mengunakan kompas , membaca peta dan membawa perlengkapan serta harus memberitahukan kepada penduduk atau kepala desa setempat.yang paling penting dalam pendakianharuslah berjalan dengan hati hati dan jangan takabur
D. PENYAKIT DAN RESIKO DALAM PENDAKIAN
Penyakit yang sering dialami di gunung oleh si pendaki biasanya disebabkan oleh ketinggian,suhu dingin atau panas yang berlebihan dan kelelahan. Penyakit tersebut antara lain:
1. Kedinginan (HIPOTERMIA)
Penyakit hiportemia iyalah panas tubuh lebih cepat dripada suhu tubuh yang menurun. Cara mengatasinya:
1. gantikan berikan pakaian kering yang hangat.
2. berikan panas dari luar (api unggun , selimut tebal)
3. selimuti korban dan gunakan sliping bag (kantong tidur)
4. berikan makanan dan minuman yang hangat .
5. jangan berikan balsem.
2. Kejang otot.
Adalah kekakuan tubuh dan anggota tubuh untuk beberapa saat. Cara penanggulanganya:
1. renggangkan otot yang kejang .
2. pijatlah otot yang kejang secara berlahan .
3. berikan korban minum air garam
4. kompreslah otot yang kejang sebelum atau sesudah perenggangan.
3. Terkilir atau keseleo.
Yaitu luka oleh karena perengangan atau robekan jarigan ikat sendi (berselisihnya sendi atau tulang). Cara penanggulanganya
1. tinggikan daerah cidera .
2. bersihkan dan beriobat
3. balut dan istirahatkan .
4. Kekurangan oksigen (hipokia)
Cara penaggulanganya
1. korban jangan dikelilingi
2. berikan nafas bantuan
3. jangan diberi air minum
Banyak orang masih bertanya-tanya sampai sekarang," Apa sih enaknya
naik gunung?" Badan capai, dingin, lapar, dan bisa mati juga. Seperti orang
kurang kerjaan saja. Tapi, sebenarnya kalau kita tahu trik-trik dalam pendakian
gunung. Kegiatan ini ternyata bisa juga dinikmati dan aman-aman saja selama kita
tahu batas kemampuan diri sendiri.
Pertama kali yang harus di ketahui dalam perjalanan pendakian gunung adalah
bagaimana teknik berjalan. Tentu agak aneh juga kedengarannya. Setiap orang yang
punya kaki dan tidak lumpuh pasti bisa berjalan, terus apalagi yang harus
dipelajari? Keseimbangan. Inilah jawaban mengapa kita wajib belajar lagi tentang teknik berjalan di gunung. Di sana, cara berjalan kita tak sama seperti saat kita
berjalan di jalan-jalan perkotaan. Di gunung kita harus membawa banyak beban di
punggung kita. Kemudian ditambah faktor medan perjalanan yang kadang harus
mendaki punggungan-punggungan gunung yang curam, atau melintasi lembah panjang
tak bertepi, bahkan kadang-kadang menuruni ceruk-ceruk dalam yang teramat kelam
pada akhirnya. Dengan situasi medan seperti itu ditambah dengan beban berat di
punggung, maka faktor keseimbangan tubuh adalah mutlak untuk dipelajari.
Maka itu diperlukan harmoni untuk mencapainya. Aturan napas dan gerak langkah
haruslah seirama satu sama lainnya. Seperti juga dalam sebuah orkes simfoni,
keterpaduan antara pengaturan permainan napas yang disingkronkan dengan gerak
langkah yang tidak kaku menjadi sebuah harmonisasi nada tersendiri. Dan jadikan
gerak melangkah dalam perjalanan itu sebuah seni tersendiri. Memang benar ada beberapa prinsip dalam berjalan yang harus dituruti. Seperti melangkahlah dengan langkah-langkah kecil saja. Sebab langkah yang terlalu lebar membuat beban yang dibawa menjadi hanya bertumpu pada satu kaki saja, sehingga membuat keseimbangan kaki menjadi gampang goyah. Selain itu keuntungan lain yang didapat dengan melangkah kecil-kecil adalah membuat napas lebih mudah diatur.Hal ini berdampak langsung pada sistem penghematan tenaga yang terbuang.Memang efek samping yang paling kentara dari berjalan dengan langkah kecil ini adalah melambatnya irama jalan. Tapi itu lebih baik adanya daripada berjalan cepat-cepat tapi banyak istirahat yang dibutuhkan. Sedangkan parameter yang dapat dijadikan pegangan untuk mengetahui sampai batas seberapa kita melebihi irama jalan adalah saat kita mulai merasa sulit berbicara dengan rekan seperjalanan. Ini biasanya disebabkan karena irama napas yang mulai tidak teratur dan hal tersebut menjadi tanda bahwa berarti kita berjalan terlalu
cepat.
Teknik Istirahat
Buat seorang pehobi mendaki gunung berpengalaman, berjalan terus-menerus selama
dua sampai tiga jam tanpa istirahat bukanlah berat. Tingginya jam jalan dan
latihan yang terus-menerus membuat stamina dan kekuatan seperti itu bisa
diperoleh. Buat ukuran kita, para awam dapat berjalan satu jam terus-menerus
dengan diselingi istirahat selama sepuluh menit adalah wajar.Saat istirahat juga banyak faktor yang harus diperhatikan. Seperti, duduklah dengan kaki menyelonjor lurus ke depan. Karena hal ini dapat melancarkan kembali aliran darah yang sebelumnya hanya terpusat ke kaki. Usahakan cari tempat yang tidak terlalu berangin, karena angin dapat mengerutkan otot yang sedang beristirahat tersebut. Minum air yang berenergi dan bukalah sedikit makanan ringan yang kita bawa, untuk mempercepat proses recovery pada tubuh.Pendapat yang mengira bahwa meneguk minuman keras di gunung itu baik adalah salah adanya. Memang kehangatan bisa kita dapat dari minuman tersebut tapi pembuluh darah dalam kulit menjadi mengembang dan memberi kesempatan udara dingin masuk ke dalam tubuh. Kehangatan sesaat yang kita terima tidak seimbang
dengan akibat setelahnya, yaitu kedinginan dalam jangka waktu lama. Lagipula tak
baik bila meminum minuman keras bila sedang dalam berjalan di gunung, selain
bisa mengakibatkan mabuk yang bisa berdampak bahaya untuk si pendaki sendiri.
Atur waktu istirahat, jangan terlalu lama juga. Selain sayang pada otot-otot
kaki yang sudah memanas dan kencang menjadi mengendur karena kelamaan istirahat.
Tapi, bila dirasakan Anda memerlukan istirahat lebih lama dari biasanya itu
pertanda Anda berjalan terlalu cepat. Dan bila tiba-tiba tiap setengah jam atau
kurang Anda merasa membutuhkan istirahat itu berarti pertanda tubuh kita sudah
terlalu lemah dan lelah.Masalah kelelahan ini haruslah dipertimbangkan masak-masak. Bila hal ini terjadi tak jauh dari puncak tempat tujuan mungkin kita bisa memaksakan untuk mencapainya. Tapi, bila terjadi di tengah perjalanan dan puncak tempat tujuan
kita masih terasa jauh dari depan mata lebih disarankan mengambil istirahat
panjang, kalau perlu dirikan tenda untuk beristirahat. Memilih lokasi istirahat juga harus memperhatikan banyak hal. Pilihlah lokasi istirahat yang memiliki pemandangan indah, karena paling tidak secara psikologis menikmati pemandangan dapat mengurangi perasaan lelah yang timbul selama dalam perjalanan. Makan dan minum secukupnya, kalau perlu dimasak dahulu agar hangat dan segar. Baik juga kalau kita memakan sedikit garam untuk menghindari keram.
Medan
Selanjutnya yang perlu diperhatikan saat berjalan di gunung adalah memperhatikan
betul medan yang akan kita tempuh. Medan yang berumput dan terjal kadang
membahayakan, apalagi saat basah karena hujan atau embun pada pagi hari. Bila
kita tak berhati-hati melewatinya, tergelincirlah akibatnya. Apalagi bila kita
memakai sepatu yang tidak mempunyai sol ber-'kembang' yang layak. Sama juga
seperti pada medan yang berlumpur dan becek, cenderung licin dan berbahaya.
Di daerah yang penuh kerikil dan batu-batu tajam disarankan berhati-hati dan
tidak bertindak ceroboh. Tidak berbeda juga di saat kita menemui daerah dengan
batu-batu besar seperti saat di sungai. Kalau bisa melompat dari satu batu ke
batu lainnya lebih disarankan. Tapi ini memerlukan kecepatan gerak dan ketepatan
dalam melangkah, karena kadang batu tempat kita berpijak sudah bergulir saat
kita akan pindah ke batu yang lain. Faktor kelelahan dan pengalaman juga bisa
menjadi acuan bila ingin meloncat-loncat seperti ini. Bila kita sudah terlalu
lelah cara yang paling aman adalah dengan menaiki satu per satu batu-batu
tersebut dan memeriksa dahulu batu-batu yang akan dipijak agar tidak bergulir
nantinya.Lain lagi bila menemui daerah dengan karakter berpasir. Berjalan mendaki di
daerah seperti ini lebih sukar daripada berjalan di atas tanah keras. Setiap
kali dua kali melangkah ke atas tanah akan melorot ke bawah sebanyak satu
langkah. Kadang-kadang perlulah menyepakkan kaki agar tanah memadat dan tidak
melorot lagi. Bila kita menjadi orang kedua kita bisa mempergunakan jalur yang
pernah dilalui orang pertama, hal ini bisa menghemat tenaga karena tanah
berpasir bekas jejak menjadi lebih padat dan keras.Juga jangan cepat percaya pada pepohonan kecil-kecil yang berada dipinggir-pinggir tebing. Seringkali pohon tersebut tak cukup kuat untuk menahan tubuh kita, sehingga gampang tercabut saat kita memakainya untuk menahan bobot badan. Pakailah pohon-pohon tersebut hanya sebagai keseimbangan saja.Jangan terburu-buru mengambil keputusan memotong lintasan yang sudah ada. Memang kadang lintasan tersebut terasa jauh bila kita melewatinya. Tapi percayalah, hal tersebut biasanya dikarenakan faktor mengikuti bentukan alam yang ada di daerah tersebut. Memang itu adanya jalur yang terbaik. Juga biasanya jalur-jalur memotong itu lebih sulit adanya, lebih baik jalan sedikit melingkar tapi dapat menghemat tenaga daripada mengikuti lintasan memotong tapi terkuras tenaga.
Jadi, patut diulang lagi. Ucapan-ucapan yang mengatakan bahwa naik gunung itu
susah adalah bohong belaka. Ternyata kita bisa menikmatinya, dan bahaya-bahaya
yang timbul di sana sebenarnya bisa diminimalkan dengan cara meningkatkan
pengetahuan tentang kegiatan tersebut. Dan dengan menjadikan sebuah perjalanan
menjadi sebuah seni adalah cara tersendiri dalam menikmati ciptaan-Nya.
0 komentar:
Posting Komentar